Sesuatu yang luar biasa adalah Mencintai seseorang tanpa syarat apapun, Namun hal yang paling luar biasa adalah Mencintai Tuhanmu dengan lebih, tanpa mengabaikan dan menyakiti orang-orang yang mencintaimu...(Nabi Muhammad SAW)
Kamis, Agustus 27, 2009
Network Monitoring: Kontrol jaringan di kantor, warnet atau rumah anda
Jumat, Agustus 07, 2009
Suatu jaringan LAN terdiri dari infrastructure jaringan dalam suatu lokasi tunggal yang digunakan untuk memberikan layanan-2 aplikasi jaringan. Pada sejarahnya, dimasa lalu banyak technology paten suatu produk yang digunakan untuk konektifitas suatu jaringan LAN yang relative lambat (dibanding dengan technology Gigabit sekarang ini) dan mahal. Akan tetapi dengan evolusi suatu technology jaringan Ethernet dan dilakukannya migrasi technology kuno masa lalu ke jaringan fast Ethernet atau Gigabit, technology LAN yang kuno tersebut sudah menjadi bagian masa lalu, sudah gak jaman lagi alias jadul.
Ethernet LAN telah diadopsi secara luas karena biayanya yang lebih murah, mudah digunakan, dan bisa di scale up (diupgrade kecepatannya) menjadi berkecepatan Gigabit bahkan multi-Gigabit. Dijaman jaringan LAN modern ini, diperlukan kecepatan dan layanan handal berkecepatan tinggi yang konsisten. Dalam suatu business modern sekarang ini, kebutuhan jaringan Ethernet berkecepatan tinggi agar bisa memberikan layanan aplikasi jaringan yang berkualitas, nutlak diperlukan dan menjadi suatu keharusan.
Topology Jaringan LAN
Suatu topology jaringan LAN harus dikembangkan agar bisa memberikan layanan akses kecepatan tinggi kepada desktop user dan mengijinkan evolusi kenaikan bandwidth pada jaringan. Kebutuhan bandwidth yang lebih lebar pada desktop akan memerlukan suatu migrasi pada saatnya kepada kecepatan yang lebih tinggi dari 10Mbps menjadi 100Mbps atau Gigabit dengan menggunakan full koneksi kepada switch, sudah tidak ada lagi pemakaian hub. Kebutuhan akan meningkatnya kecepatan backbone LAN memerlukan pemasangan layanan kecepatan Gigabit atau bahkan lebih tinggi dengan menggunakan kabel jaringan fiber optic.
Jika suatu ketersedian yang sangat tinggi adalah suatu kebutuhan, maka topology Switch Redundansi haruslah di implementasikan untuk menghilangkan satupun titik kegagalan.

Topology Jaringan - Small and Medium Size
Kebutuhan minimum topology jaringan LAN adalah sebagai berikut:
- Semua desktop terhubung kepada switch kecepatan 100 Mbps
- Koneksi kepada server haruslah Fast Ethernet 100 Mbps atau Gigabit kepada Switch
- Semua server tidak boleh berada pada segmen jaringan dengan bottlenecked tinggi
- Semua uplink Switch haruslah full duplex dan dengan kecepatan 100 Mbps atau Gigabit
- Jaringan harus stabil dan semua clients PC didukung oleh DHCP server
- Topology LAN yang bersifat skalabilitas haruslah diadopsi sehingga cocok dengan kebutuhan fungsional dan bandwidth dari site
Daftar diatas adalah kebutuhan minimum, dan sebagai tambahan agar meningkat menurut kebutuhan yang sangat direkomendasikan adalah sebagai berikut:
- Semua clients computer terhubung kepada switch dengan kecepatan Gigabit.
- Koneksi semua server adalah Gigabit kepada switch
- Semua server tidak boleh berada pada segmen jaringan yang bersifat bottleneck
- Semua koneksi Switch uplink haruslah full-duplex dan berkecepatan Gigabit.
- Jaringan harus stabil dan didukung oleh layanan DHCP kepada semua clients computers
- Topology LAN yang bersifat scalabilitas haruslah diadopsi yang cocok dengan kebutuhan fungsional dan bandwidth dari site
- Jika ketersedian yang tinggi dan bersifat kritis, maka topology LAN yang bersifat redundansi haruslah digunakan
Design dan perencanaan dari topology LAN haruslah meliputi analisa dari kebutuhan bandwidth yang sesuai untuk kebutuhan aplikasi jaringan sekarang ini dan juga perkembangan nya dimasa mendatang. Kapasitas perencanaan yang efektif akan menjamin ketersediaan scalable koneksi backbone kepada technology yang lebih baru seperti jaringan Gigabit Switch. Hal ini juga meliputi koneksi redundansi LAN, pemakaian VLAN dan link-link kecepatan tinggi trunk aggregated antar switches.
Pada diagram ini, pada jaringan LAN berskala kecil, kebutuhan Switch minimum adalah 100Mbps. Semua computer yang terhubung ke Switch minimum adalah 100Mbps, begitu juga kebutuhan link ke server minimum adalah 100Mbps.
Sementara untuk jaringan LAN berskala medium, kebutuhan antar Swicth minimum adalah 100 Mbps dan direkomendasikan untuk memakai link Gigabit. Sementara untuk koneksi computer ke switch adalam minimum 100Mbps dan dianjurkan memakai koneksi Gigabit. Koneksi ke server direkomendasikan Gigabit. Semua koneksi menggunakan koneksi Gigabit sangat dianjurkan terutama jika menggunakan pemakaian backup lewat jaringan menggunakan backup Autoloader terpusat untuk semua server clients yang harus dibackup daily dengan data yang sangat besar.
Sementara untuk jaringan dengan skala besar haruslah dibuat system redundansi untuk koneksi antar Switch begitu juga koneksi ke semua server haruslah dibuat redundansi. Semua Switch yang dibuat link redudansi haruslah menggunakan Spanning Tree Protocol enable dan terhindar dari broadcast storm. Pada gambar dibawah ini kebutuhan redundansi tidak hanya diberikan kepada koneksi antar Switch dan Server, koneksi ke jaringan WAN pun diberikan koneksi redundansi sehingga tidak ada satupun titik kegagalan tunggal. Begitu juga applikasi yang sangat kritis yang tidak mengijinkan suatu downtime sekecil apapun, haruslah dibuat suatu system cluster yang memadai. Manajemen pemantauan jaringan haruslah juga dilakukan dengan cara yang sangat bagus sehingga terdeksinya setiap kegagalan titik jaringan.

Topology LAN - Skala LAN yang besar dan redundansi
Dalam system skala LAN yang besar kebutuhan akan penilaian resiko keamanan juga harus dilakukan dengan dokumentasi yang sangat rapi. Hal ini akan memudahkan perencanaan system recovery dalam perencanaan Disaster recovery.
Kembali masalah kebutuhan standard topology jaringan, kebutuhan transisional untuk Switch 10/100/1000 Mbps didefinisikan dalam rangkaian standard IEEE 802.3. Design dokumen mengenai deployment switch LAN bisa didapat dari banyak vendor termasuk http://www.Cisco.Com .
Dengan tidak bagusnya deployment dari infrastructure jaringan Switch yang bersifat scalable , sejumlah performa bottleneck dan masalah stabilitas bisa saja muncul dalam jaringan. Hal ini mengakibatkan dampak ke semua user dan membatasi respon time jaringan. Penggunaan aplikasi yang memakan bandwidth yang sangat intensif akan menjadi sangat tidak rensponsif. Dengan tidak memberikan faktor redundansi kedalam misi kritis jaringan yang sangat besar, setiap titik kegagalan akan menjadikan downtime system yang sangat merugikan dalam kelangsungan bisnis organisasi anda.
Semoga bermanfa’at,
Semua Piranti Yang Membentuk Suatu Infrastructur Jaringan Harus Di Setup
Semua piranti jaringan yang akan bergabung dalam suatu infrastruktur jaringan perlu diinisialisasi untuk menggunakan bahasa yang sama dan untuk mendapatkan address yang unik dalam segmen jaringan tersebut untuk bisa saling berkomunikasi. Inisialisasi semacam ini layaknya disebut network setup atau setup jaringan. Semua piranti jaringan seperti LAN card pada computers, Switches, routers perlu diconfigure sesuai dengan standard configurasi yang telah didesign sebelumnya sesuai dengan standard dalam organisasi anda.
Setup jaringan – Komputers
Untuk setup komputer dalam jaringan anda yang paling efficient adalah dengan menggunakan DHCP server untuk memberikan sewa IP address kepada komputer secara automatis dan dengan parameter seragam. Anda perlu mensetup komputer pada jaringan anda dimana property TCP/IP nya di setup pada “Obtain an IP address automatically”. Jika anda harus mensetup IP address ratusan atau ribuan komputer secara manual, jari-2 anda akan keriting nantinya walaupun anda bisa mereboundingnya lagi.
Setup jaringan – Servers
Semua server harusnya mempunyai IP address yang permanent – setup manual dan terdaftar pada DNS anda. Saat melakukan join domain, server ini akan automatis terdaftar pada DNS anda. User akan mengakses nama server ketimbang IP address server. Yang perlu diperhatikan adalah masalah format penamaan haruslah standard sesuai dengan standard penamaan dalam organisasi anda. Standard setup jaringan pada server meliputi beberapa hal seperti:
1. IP Address
2. Subnet Mask
3. Preferred DNS server dan juga Alternate DNS Server
4. WINS Server (opsional jika masih diperlukan seperti pemakaian Exchange)
Daripada memilih “obtain an IP address automatically” pada property TCP/IP LAN NIC anda, anda seharusnya memilih tombol radio button “Use the following IP address” dan ketikkan IP address yamg sesuai dengan register daftar IP address dalam dokumentasi anda pada artikel sebelumnya. Untuk preferred DNS server arahkan pada Domain controller GUISML-HR-DC01 dan untuk alternate DNS server arahkan pada GUISML-HR-DC02 yang masing-2 pada address: 192.168.100.253 dan 192.168.100.252.
Setup Jaringan – Switches
Setup jaringan untuk switches adalah opsional, anda boleh saja membiarkan setting default dari pabrik, akan tetapi jika anda tidak men-setupnya maka anda akan kesulitan untuk memanagenya apalagi jika jumlah Switches yang harus anda kelola berjumlah puluhan dan tersebar di berbagai tempat pada jaringan LAN anda dan berjauhan. Untuk itu setup jaringan pada Switches jadi mutlak harus dilakukan, hal ini bisa meliputi configurasi standard penamaan pada switches; configurasi IP address dan Gateway; enable STP protocol (by default sudah enabled) dan jika perlu dilakukan manual tuning STP.
Untuk STP protocol ini harus aktif (enable)? Jika anda harus membuat jaringan Switches tersebar banyak, anda harus membuatnya mempunyai redundant link (jalur cadangan). Artinya anda harus membuat link antar switches tersebut tidak mempunyai satu titik kegagalan, jika satu kabel link antar Switches putus maka jaringan antar switches tersebut masih bisa saling terhubung oleh kabel satunya. Pada artikel koneksi jaringan sebelumnya, kita misalkan pada diagram site Guinea Smelter dimana Switch di gedung Mining terhubung dengan dua kabel UTP CAT 5e ke Switch satunya di gedung HRD. Kedua kabel UTP ini adalah redundant link, dimana jika salah satu putus maka kabel cadangan akan berfungsi automatis. Ingat, hal ini hanya bisa terjadi automatis jika protocol STP active (enabled by default). Walaupun dari pabrik enabled by default, bisa saja ada kesalahan setup jaringan yang mengakibatkan protocol STP disabled. Apa akibatnya jika disable? Akan terjadi broadcast storm – suatu broadcast yang muter-2 tanpa henti (orang jawa bilang mulek …?) yang pada akhirnya jaringan anda menjadi super lambat karena congestion (kebanjiran data).

Diagram Koneksi Jaringan
Bagaimana setup jaringan pada Switch?
Kembali pada artikel sebelumnya dimana daftar register IP kita sebagai berikut:
IP Address | ID piranti | Keterangan |
192.168.100.254 | GUISML-HR-R01 | Interface E0 Core Router di gedung HRD untuk koneksi WAN |
192.168.100.253 | GUISML-HR-DC01 | Domain controller #01 gedung HRD |
192.168.100.252 | GUISML-HR-DC02 | Domain controller #02 gedung HRD |
192.168.100.251 | GUISML-HR-FS03 | File server #03 di gedung HRD |
192.168.100.250 | GUISML-HR-Cs1 | Core switch #1 di gedung HRD |
….. | ||
….. | ||
192.168.100.1 to 192.168.100.220 | DHCP IP pool | Reserve IP for DHCP IP address pool |
Kita misalkan ini adalah Switch Core pada gedung HRD dengan nama GUISML-HR-Cs1 dengan IP address 192.168.100.250 dengan gateway 192.168.100.254 (mengarah pada IP address interface E0 router GUISML-HR-R01).
Hubungkan console port pada switch ke laptop anda untuk konfigurasi setup jaringan switch ini, anda bisa melihat buku manual dari Switch tersebut untuk mengikuti cara koneksi console ke laptop. Kita coba untuk Cisco Switch, untuk setup jaringan Swicth Cisco ini anda bisa menggunakan tool berikut:
1. Interface Command Line (CLI)
2. Menu Switch
3. Web interface Visual Switch Manager (VSM)
Pada menu utama pilih [K] untuk command line, pada jenis Switch yang lama setiap command yang anda ketikkan akan langsung disimpan – bahkan command “copy run start” pun tidak ada. Akan tetapi untuk Switch release baru sudah hampir persis kayak IOS pada router CIsco.
Switch>enable switch# conf t | Login ke Switch dan masuk ke modus konfigurasi |
switch(config)#hostname GUISML-HR-Cs1 | Ketikkan pada modus Global Configuration untuk konfigurasi setup jaringan Switch |
GUISML-HR-Cs1(config)# enable secret pass]]**)0 GUISML-HR-Cs1(config)# service password-encry | Buat password untuk command “enable” missal pass]]**)0 atau terserah selera password anda asal strong. |
GUISML-HR-Cs1(config)# line vty 0 5 GUISML-HR-Cs1(config-line)# login GUISML-HR-Cs1(config-line)# password strong]]00 GUISML-HR-Cs1(config-line)# exit | Configure semua tty port untuk telnet dengan password yang aman missal strong]]00 |
GUISML-HR-Cs1(config)#int vlan 1 GUISML-HR-Cs1(config-if)# ip address 192.168.100.250 255.255.255.0 GUISML-HR-Cs1(config-if)# no shut GUISML-HR-Cs1(config-if)# ip default-gateway 192.168.100.254 | Bu default VLAN1 digunakan untuk keperluan management, setup IP address dan Gateway |
GUISML-HR-Cs1 # copy run start | Simpan configurasi anda pada modus “enable” setelah menekan tombol ^E |
Setup pada jaringan dengan memberikan IP address dan Gateway telah selesai. Anda bisa melakukan “telnet” pada IP Switch tersebut untuk keperluan maintenance nantinya.
Setup jaringan selanjutnya kita akan membuat port 1 terhubung ke Router Cisco dan port 24 akan dihubungkan ke Switch lainnya di antor Mining. Berikan descripsi agar mempunyai nama yang jelas untuk masing-2 koneksi dan configure untuk link full-duplex 100 Mbps.
GUISML-HR-Cs1(config)#int f0/1 GUISML-HR-Cs1(config-if)# descript Uplink ke Router 2600 GUISML-HR-Cs1(config-if)# speed 100 GUISML-HR-Cs1(config-if)# duplex full GUISML-HR-Cs1(config-if)# int f0/24 GUISML-HR-Cs1(config-if)# descript Uplink ke Switch di gedung Mining GUISML-HR-Cs1(config-if)# duplex full GUISML-HR-Cs1(config-if)# exit GUISML-HR-Cs1(config)# exit GUISML-HR-Cs1# copy running-config startup-config |
Saat anda menggunakan command “int” untuk meng-akses interface pada modus configuration, parameter yang dimasukkan biasanya dimulai denga huruf “f” yang menunjukkan interface Fast Ethernet. Akan tetapi pada piranti Switch yang lebih baru yang mendukung Interface Gigabit, parameter yang dipakai menggunakan huruf “g” yang menunjukkan Gigabit Ethernet ketimbang huruf “f”.
source : http://komputerdesain.blogspot.com/2009/07/setup-jaringan.html