..:: Catatan Sang Hina dalam mencari Sang Khalik ::..: Maret 2008

Administrator

Foto saya
Semarang, Jawa Tengah, Indonesia
Assalamualaikum Saya hanyalah, bagian dari kesempurnaan sistem penciptaan alam oleh Allah SWT, saya berusaha untuk tidak lupa bersyukur atas Rahmat dan KaruniaNya. Mari kita berusaha untuk menjaga kedamaian sistem kehidupan di dunia ini agar kelak dikemudian hari, tanggung jawab kitalah yang dipertaruhkan. Waalaikumsalam.

Senin, Maret 10, 2008

Hanya Ia Yang Maha Setia

Ini memang untuk yang kesekian kalinya aku melewatijalanan itu disaat malam menjelang ke sepertiga terakhirnya. Sudah tidakbanyak aku jumpai orang-orang yang biasanya lalu lalang di sekitar sana.Hanya ada beberapa saja yang mungkin mereka berada dalam kondisi yang tidakjauh berbeda denganku akhir-akhir ini.
Dimana antara tuntutan tugas danamanah sepertinya posisinya sudah semakin jauh lebih membumbung tinggidibandingkan dengan saat-saat senggang.Satu persatu lampu-lampu di taman kota kini mulai mati, biasanya memanghanya tinggal beberapa lampu saja yang menyala hingga pagi nanti.
Sementara itu, kerikil jalanan masih setia menemani langkah ini, meski kadang merekamesti melompat dan berlari karena terseret langkahku yang sudah semakin taktentu.
Di kejauhan sana, dua orang pemuda sedang asyik berbincang, sepertinya memang mereka sedang membahas sesuatu. Saking asyiknya, mereka mampubertahan hingga di kala dini hari menjelang seperti ini.
Semakin lamasemakin aku mendekat ke arah mereka. Tidak lebih dari dua puluh tahunan,pikirku menebak usia mereka. Seorang dari mereka dengan seriusnya bercerita,sementara yang satu lagi memperhatikannya sambil sesekali mengomentarinya.Aku hanya tersenyum dalam hati. "Alangkah indahnya, andaikan kita memilikimereka yang bisa mendengarkan segala keluh kita, kapan pun itu," gumamku saat itu.
Itukah arti kesetiaan dalam persahabatan? Aku kira bukan, karena diakui ataupun tidak, kadang seorang sahabat pun satu waktu akan berada di posisi jenuhdengan segala keluh dan kesah kita.
Mungkin ketika kita bercerita tentangmasalah kita, siapa tahu dia pun memiliki masalah yang sama atau bahkanlebih berat dari apa yang kita hadapi. Hingga ia pun tak mampu memberikanatas apa yang kita harapkan didapat darinya.Aku terdiam sejenak merenungkan semuanya. Malam terasa semakin sepi. Dinginseakan menyelimuti diri. Sementara suara binatang malam pun seakanmenghilang. Hening. Aku menarik nafas panjang.
Kini aku semakin mengerti, ternyata memang semestinya tak ada lagi yangperlu diragukan dariNya. Hanya Ia yang Mahasantun dengan segala rahmat dankasih sayangNya, akan senantiasa setia menerima segala keluh serta kesahpara hambaNya. Tak ada dan tak akan pernah ada yang lain.
Perlahan, aku kembali merenungi kembali ayat-ayatNya yang telah Ia perkenankan untuk menjadi petunjuk diri ini. Merenungi satu makna akansebuah janji dariNya, memaknai satu kepastian akan keberadaanNya yangsungguh amat teramat dekat dengan diri ini.
Ya Rabb, ampuni diri ini, yang ternyata begitu mudah untuk menyangsikan atas segala kuasaMu."Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah)bahwasannya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang-orang yangberdo'a kepadaKu."Ada tetes kesejukkan yang terasa seakan menelusup ke dalam diri ini, ketikamencoba kembali merenungi ayat ke 186 di Surat Al-Baqarah itu.
Tidak jarang kita selalu merasa bingung ketika menghadapi sesuatu hal yangseakan menyudutkan atas posisi kita. Hingga akhirnya kita serasa begitusulit mencari dan begitu sibuk bertanya, kepada siapa harus mengadukansegalanya? Percayalah, tak akan ada yang bisa menjamin siapa pun mahluknyayang akan senantiasa mengerti akan diri ini, siapa pun dia.
Karena, memangternyata benar, dalam masing-masing diri ini selalu ada keegoan diri yangseringkali telah membatasi akan makna kesetiaan antara kita dengan oranglain.Hanya satu makna penghambaan yang bisa menjawab tanya itu.
Penghambaan antara seorang hamba dengan yang Maha segalanya. Yang akan mampu menjadikansatu solusi untuk menjembatani diri, hingga kita mampu setiap saat dansetiap waktu untuk mengadukan segala hal yang ada. Tanpa batasan masa.
Namun memang, ada syarat untuk kita ketika mengharap akan keberadaan kitaagar selalu bersamaNya. Hingga hidup ini terasa indah dalam naungan rahmatdan kasih sayangNya. Adalah sebuah lanjutan dari ayat yang tadi."... maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)Ku dan hendaklahmereka beriman kepadaKu, agar mereka selalu berada dalam kebenaran."Wallahu a'lam bish-shawab.
*Hanya Ia yang Setia*
Penulis : Dikdik Andhika Ramdhan****KotaSantri. com : *
*Beranda @ KotaSantri.com*

Ayat - Ayat Cinta

Semoga kita tidak lupa... tentang ayat-ayat cinta yang wajib kitabaca, sebab ini sangat penting untuk keselamatan kita di dunia dan diakhirat kelak...
Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah sebenar-benartaqwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalamkeadaan beragama Islam. (QS. 3:102)
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islamkeseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaithan.Sesungguhnya syaithan itu musuh yang nyata bagimu. (QS. 2:208)
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasasebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamubertaqwa. (QS. 2:183)
Hai orang-orang yang beriman jadikanlah sabar dan shalat sebagaipenolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. 2:153)
Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baikyang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jikabenar-benar hanya kepada Allah kamu menyembah. (QS. 2:172)
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaandengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka,hamba dengan hamba dan wanita dengan wanita. Maka barangsiapa yangmendapat suatu pemaafan dari saudaranya, hendaklah (yang memaafkan)mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi maaf)mambayar (diat) kepada yang memberi maaf dengan cara yang baik (pula).Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suaturahmat. Barangsiapa yang melampui batas sesudah itu maka baginya siksayang sangat pedih. Dan dalam qishaash itu ada (jaminan kelangsungan)hidup bagimu, hai orang-orang yang berakal, supaya kamu bertaqwa. (QS.2: 178-179)
Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagiandari rezki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yangpada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi persahabatanyang akrab dan tidak ada lagi syafa'at. Dan orang-orang kafir itulahorang-orang yang zalim. (QS. 2:254)
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala)sedekahmu denga menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan sipenerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepadamanusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Makaperumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah,kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih(tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yangmereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orangyang kafir itu. (QS. 2:264)
Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan tinggalkansisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.(QS. 2:278)
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secaratunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Danhendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar.Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah telahmengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yangberhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklahia bertaqwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangisedikitpun daripada hutangnya. Jika yang berhutang itu orang yanglemah akalnya atau lemah (keadannya) atau dia sendiri tidak mampumengimlakkan, maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. Danpersaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (diantaramu). Jika tak ada dua orang lelaki, maka (boleh seorang lelakidan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jikaseorang lupa maka seorang lagi mengingatkannya. Janganlah saksi-saksiitu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; danjanganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampaibatas waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allahdan lebih dapat menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak(menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali jikamu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu,maka tak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. Danpersaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dansaksi saling sulit-menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian),maka sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Danbertaqwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahuisegala sesuatu. (QS. 2:282)
Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dariorang-orang yang diberi Ahli Kitab, niscaya mereka akan mengembalikankamu menjadi orang kafir sesudah kamu beriman. (QS. 3:100)
Dan banyak lagi ayat-ayat cinta yang Allah kirimkan untuk kita... Bacasendiri di Al-Qur'an... ^_^Wallahu A'lam

Kamis, Maret 06, 2008

PESAN-PESAN UNTUK ISTRI - ISTRI

Anas berkata, "Para Sahabat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam jika menyerahkan seorang wanita kepada suaminya, maka mereka memerintahkan isteri agar berkhidmat kepada suaminya dan memelihara haknya."

Ummu Humaid berkata, "Para wanita Madinah, jika hendak menyerahkan seorang wanita kepada suaminya, pertama-tama mereka datang kepada 'Aisyah dan memasukkannya di hadapannya, lalu dia meletakkan tangannya di atas kepalanya seraya mendo'a-kannya dan memerintahkannya agar bertakwa kepada Allah serta memenuhi hak suami"[1]

'Abdullah bin Ja'far bin Abi Thalib berwasiat kepada puterinya, "Janganlah engkau cemburu, sebab itu adalah kunci perceraian, dan janganlah engkau suka mencela, karena hal itu menimbulkan kemurkaan. Bercelaklah, karena hal itu adalah perhiasan paling indah, dan parfum yang paling baik adalah air."

Abud Darda' berkata kepada isterinya, "Jika engkau melihat-ku marah, maka redakanlah kemarahanku. Jika aku melihatmu marah kepadaku, maka aku meredakanmu. Jika tidak, kita tidak harmonis."

Ambillah pemaafan dariku, maka engkau melanggengkan cintaku.Janganlah engkau berbicara dengan keras sepertiku, ketika aku sedang marah. Janganlah menabuhku (untuk memancing kemarahan) seperti engkau menabuh rebana, sekalipun. Sebab, engkau tidak tahu bagaimana orang yang ditinggal pergi

Janganlah banyak mengeluh sehingga melenyapkan dayaku
Lalu hatiku enggan terhadapmu; sebab hati itu berbolak-balik

Sesungguhnya aku melihat cinta dan kebencian dalam hati
Jika keduanya berhimpun, maka cinta pasti akan pergi

'Amr bin Hajar, Raja Kindah, meminang Ummu Ayyas binti 'Auf. Ketika dia akan dibawa kepada suaminya, ibunya, Umamah binti al-Haris menemui puterinya lalu berpesan kepadanya dengan suatu pesan yang menjelaskan dasar-dasar kehidupan yang bahagia dan kewajibannya kepada suaminya yang patut menjadi undang-undang bagi semua wanita. Ia berpesan:

"Wahai puteriku, engkau berpisah dengan suasana yang darinya engkau keluar, dan engkau beralih pada kehidupan yang di dalamnya engkau naik untuk orang yang lalai dan membantu orang yang berakal. Seandainya wanita tidak membutuhkan suami karena kedua orang tuanya masih cukup dan keduanya sangat membutuh-kanya, niscaya akulah orang yang paling tidak membutuhkannya. Tetapi kaum wanita diciptakan untuk laki-laki, dan karena mereka pula laki-laki diciptakan.

Wahai puteriku, sesungguhnya engkau berpisah dengan suasana yang darinya engkau keluar dan engkau berganti kehidupan, di dalamnya engkau naik kepada keluarga yang belum engkau kenal dan teman yang engkau belum terbiasa dengannya. Ia dengan ke-kuasaannya menjadi pengawas dan raja atasmu, maka jadilah engkau sebagai abdi, niscaya ia menjadi abdimu pula. Peliharalah untuknya 10 perkara, niscaya ini akan menjadi kekayaan bagimu.

Pertama dan kedua, tunduk kepadanya dengan qana'ah (merasa cukup), serta mendengar dan patuh kepadanya.

Ketiga dan keempat, memperhatikan mata dan hidungnya. Jangan sampai matanya melihat suatu keburukan darimu, dan jangan sampai mencium darimu kecuali aroma yang paling harum.

Kelima dan keenam, memperhatikan tidur dan makannya. Karena terlambat makan akan bergejolak dan menggagalkan tidur itu membuat orang marah.

Ketujuh dan kedelapan, menjaga hartanya dan memelihara keluarga dan kerabatnya. Inti perkara berkenaan dengan harta ialah menghargainya dengan baik, sedangkan berkenaan dengan keluarga ialah mengaturnya dengan baik.

Kesembilan dan kesepuluh, jangan menentang perintahnya dan jangan menyebarkan rahasianya. Karena jika engkau menyelisihi perintahnya, maka hatinya menjadi kesal dan jika engkau menyebar-kan rahasianya, maka engkau tidak merasa aman terhadap pengkhianatannya. Kemudian janganlah engkau bergembira di hadapannya ketika dia bersedih, dan jangan pula bersedih di hadapannya ketika dia bergembira"[ 2]

Seseorang menikahkan puterinya dengan keponakannya. Ketika ia hendak membawanya, maka dia berkata kepada ibunya, "Perintahkan kepada puterimu agar tidak singgah di kediaman (suaminya) melainkan dalam keadaan telah mandi. Sebab, air itu dapat mencemerlangkan bagian atas dan membersihkan bagian bawah. Dan janganlah ia terlalu sering mencumbuinya. Sebab jika badan lelah, maka hati menjadi lelah. Jangan pula menghalangi syahwatnya, sebab keharmonisan itu terletak dalam kesesuaian."

Ketika al-Farafishah bin al-Ahash membawa puterinya, Nailah, kepada Amirul Mukminin 'Utsman bin 'Affan Radhitallahu 'anhu, dan beliau telah menikahinya, maka ayahnya menasihatinya dengan ucapannya, "Wahai puteriku, engkau didahulukan atas para wanita dari kaum wanita Quraisy yang lebih mampu untuk berdandan darimu, maka peliharalah dariku dua hal ini: bercelaklah dan mandilah, sehingga aromamu adalah aroma bejana yang terguyur hujan."

Abul Aswad berkata kepada puterinya, "Jangalah engkau cemburu, sebab kecemburuan itu adalah kunci perceraian. Berhiaslah, dan sebaik-baik perhiasan ialah celak. Pakailah wewangian, dan sebaik-baik wewangian ialah menyempurnakan wudhu.'"

Ummu Ma'ashirah menasihati puterinya dengan nasihat berikut ini yang telah diramunya dengan senyum dan air matanya: "Wahai puteriku, engkau akan memulai kehidupan yang baru… Suatu kehidupan yang tiada tempat di dalamnya untuk ibumu, ayahmu, atau untuk seorang pun dari saudaramu. Engkau akan menjadi teman bagi seorang pria yang tidak ingin ada seorang pun yang menyekutuinya berkenaan denganmu hingga walaupun ia berasal dari daging dan darahmu. Jadilah engkau sebagai isteri, wahai puteriku, dan jadilah engkau sebagai ibu baginya. Jadikanlah ia merasa bahwa engkau adalah segalanya dalam kehidupannya dan segalanya dalam dunianya. Ingatlah selalu bahwa suami itu anak-anak yang besar, jarang sekali kata-kata manis yang membahagia-kannya. Jangan engkau menjadikannya merasa bahwa dengan dia menikahimu, ia telah menghalangimu dari keluargamu.

Perasaan ini sendiri juga dirasakan olehnya. Sebab, dia juga telah meninggalkan rumah kedua orang tuanya dan meninggalkan keluarganya karenamu. Tetapi perbedaan antara dirimu dengannya ialah perbedaan antara wanita dan laki-laki. Wanita selalu rindu kepada keluarganya, kepada rumahnya di mana dia dilahirkan, tumbuh menjadi besar dan belajar. Tetapi dia harus membiasakan dirinya dalam kehidupan yang baru ini. Ia harus mencari hakikat hidupnya bersama pria yang telah menjadi suami dan ayah bagi anak-anaknya. Inilah duniamu yang baru, wahai puteriku. Inilah masa kini dan masa depanmu. Inilah mahligaimu, di mana kalian berdua bersama-sama menciptakannya.

Adapun kedua orang tuamu adalah masa lalu. Aku tidak me-mintamu melupakan ayah dan ibumu serta saudara-saudaramu, karena mereka tidak akan melupakanmu selama-lamanya. Wahai sayangku, bagaimana mungkin ibu akan lupa belahan hatinya? Tetapi aku meminta kepadamu agar engkau mencintai suamimu, mendampingi suamimu, dan engkau bahagia dengan kehidupanmu bersamanya."

Diriwayatkan bahwa Ibnu Abi 'Udzr ad-Du'ali -pada hari-hari pemerintahan 'Umar Radhiyallahu 'anhu- menceraikan wanita-wanita yang dinikahinya. Sehingga muncullah kepadanya beberapa peristiwa yang tidak disukainya berkenaan dengan para wanita tersebut dari hal itu. Ketika dia mengetahui hal itu, maka dia memegang tangan 'Abdullah bin al-Arqam sehingga membawanya ke rumahnya. Kemudian dia berkata kepada isterinya: "Aku memintamu bersumpah demi Allah, apakah engkau benci kepadaku?" Ia menjawab, "Jangan memintaku bersumpah demi Allah." Dia mengatakan, "Aku memintamu bersumpah demi Allah." Ia menjawab, "Ya."

Kemudian dia berkata kepada Ibnul Arqam, "Apakah engkau dengar?" Kemudian keduanya bertolak hingga sampai kepada 'Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu 'anhu lalu mengatakan, "Kalian mengatakan bahwa aku menzhalimi kaum wanita dan menceraikan mereka. Bertanyalah kepada al-Arqam." Lalu 'Umar bertanya kepadanya dan mengabarkannya. Lalu beliau mengirim utusan kepada isteri Ibnu Abi 'Udzrah (untuk datang kepada 'Umar). Ia pun datang bersama bibinya, lalu 'Umar bertanya, "Engkaukah yang bercerita kepada suamimu bahwa engkau marah kepadanya?" Ia menjawab, "Aku adalah orang yang mula-mula bertaubat dan menelaah kembali perintah Allah kepadaku. Ia memintaku bersumpah dan aku takut berdosa bila berdusta, apakah aku boleh berdusta, wahai Amirul Mukminin?" Dia menjawab, "Ya, berdustalah. Jika salah seorang dari kalian tidak menyukai salah seorang dari kami, janganlah menceritakan hal itu kepadanya. Sebab, jarang sekali rumah yang dibangun di atas dasar cinta, tetapi manusia
hidup dengan Islam dan mencari pahala"[3]

Kepada setiap muslimah yang memenuhi hak-hak suaminya dan takut terhadap murka Rabb-nya karena dia mengetahui hak suaminya atasnya! Inilah contoh sebagian pria yang mensifati isterinya yang tidak mengetahui hak suaminya dan tidak pula memelihara kebaikannya. Ia tidak mempercantik diri dan tidak berdandan untuknya, serta bermulut kasar. Ia mensifatinya dengan sifat yang membuat hati bergetar dan telinga terngiang-ngiang. Camkanlah sehingga engkau tidak jatuh ke tempat yang menggelincirkan ini.


Oleh Abu Hafsh Usamah bin Kamal bin Abdir Razzaq
[Disalin dari kitab Isyratun Nisaa Minal Alif Ilal Yaa, Edisi Indonesia Panduan Lengkap Nikah Dari A Sampai Z, Penulis Abu Hafsh Usamah bin Kamal bin Abdir Razzaq, Penterjemah Ahmad Saikhu, Penerbit Pustaka Ibnu Katsair]

Artikel Muslimah - Tuesday, 11 September 2007
dari kafemuslimah

"NDESO"

NDeso (baca ndeso) itulah sebutan untuk orang yang norak, kampungan, udik, sock culture, Countrified dan sejenisnya. Ketika mengalami atau merasakan sesuatu yang baru dan sangat mengagumkan, maka ia merasa takjub dan sangat senang, sehingga ingin terus menikmati dan tidak ingin lepas, kalau perlu yang lebih dari itu. Kemudian ia menganggap hanya dia atau hanya segelintir orang yang baru merasakan dan mengalaminya. Maka ia mulai atraktif, memamerkan dan sekaligus mengajak orang lain untuk turut merasakan dan menikmatinya, dengan harapan orang yang diajak juga sama terkagum-kagum sama seperti dia.

Lebih dari itu ia berharap agar orang lain juga mendukung terhadap langkah-langkah untuk menikmatinya terus-menerus. Hal ini biasa, seperti saya juga sering mengalami hal demikian, tetapi kita terus berupaya untuk terus belajar dari sejarah, pengalaman orang lain, serta belajar bagaimana caranya tidak jadi orang norak, kampungan alias deso.

Semua kampus di Jepang penuh dengan sepeda, tak terkecuali dekan atau bahkan Rektorpun ada yang naik sepeda datang ke kampus. Sementara si Pemilik perusahaan Honda tinggal di sebuah apartemen yang sederhana. Ketika beberapa pengusaha ingin memberi pinjaman kepada pemerintah Indonesia mereka menjemput pejabat Indonesia di Narita. Dari Tokyo naik kendaraan umum, sementara yang akan di jemput, pejabat Indonesia naik mobil dinas Kedutaan yaitu mercy.

Ketika saya di Australia berkesempatan melihat sebuah acara ceremoni dari jarak yang sangat dekat, dihadiri oleh pejabat setingkat menteri, saya tertarik mengamati pada mobil yang mereka pakai Merk Holden baru yang paling murah untuk ukuran Australia. Yang menarik, para pengawalnya tidak terlihat karena tidak berbeda penampilannya dengan tamu-tamu, kalau tidak jeli mengamati kita tidak tahu mana pengawalnya.

Di Sidney saya berkenalan dengan seorang pelayan restoran Thailand. Dia seorang warga Negara Malaysia keturunan cina, sudah selesai S3, sekarang lagi mengikuti program Post Doc, Dia anak serorang pengusaha yang kaya raya. Tidak mau menggunakan fasilitas orang tuanya malah jadi pelayan. Dia juga sebenarnya dapat beasiswa dari perguruan tingginya.

Satu bulan saya di jepang tidak melihat orang pakai hp komunikator, mungkin kelemahan saya mengamati. Dan setelah saya baca Koran ternyata konsumen terbesar hp komunikator adalah Indonesia. Sempat berkenalan juga dengan seorang yang berada di stasiun kereta di Jepang, ternyata dia anak seorang pejabat tinggi Negara, juga naik kereta. Yang tak kalah serunya saya juga jadi pengamat berbagai jenis sepatu yang di pakai masyarakat jepang ternyata tak bermerk, wah ini yang deso siapa yaa?

Sulit membedakan tingkat ekonomi seseorang baik di jepang atau di Australia, baik dari penampilannya, bajunya, kendaraannya, atau rumahnya. Kita baru bisa menebak kekayaan seseorang kalau sudah tahu pekerjaan dan jabatanya di perusahaan. Jangan-jangan orang jepang diajak ke Pondok Indah bisa Pingsan melihat rumah segitu gede dan mewahnya. Rata-rata rumah disana memiliki tinggi plafon yang bisa dijambak dengan tangan hanya dengan melompat. Sehingga duduknyapun banyak yang lesehan.

Sampai akhir hayatnya Rasulullah tidak membuat istana Negara dan Benteng Pertahanan (khandaq hanyalah strategi sesaat, untuk perang ahzab saja), padahal Rasulullah sudah sangat mengenal kemawahan istana raja-raja Negara sekelilingnya, karena Beliau punya pengalaman berdagang. Ternyata Beliau tidak menjadi silau terus ikut-ikutan latah ingin seperti orang-orang. Lalu dimana aktivitas kenegaraan dilakukan? Mengingat beliau sebagai kepala Negara. Jawabannya ya di masjid.

Beliau punya banyak jalan yang legal untuk bisa membangun istana. Di mekkah nikah dengan janda kaya, di madinah jadi kepala Negara, punya hak prerogative dalam mengatur harta rampasan perang, dan ada jatah dari Allah untuk dipergunakan sekehendak beliau, belum hadiah dari raja-raja. Tetapi mengapa beliau sering kelaparan, ganjal perut dengan batu, puasa sunnah niatnya siang hari, shalat sambil duduk menahan perih perut dan seterusnya.

Ketika Indonesia sedang terpuruk, Hutang lagi numpuk, rakyat banyak yang mulai ngamuk, Negara sedang kere, banyak yang antri beras, minyak tanah, minyak goreng dll. Maka harga diri kita tidak bisa diangkat dengan medali emas turnamen olah raga, sewa pemain asing, banyak ceremonial yang gonta-ganti bajuseragam, baju dinas, merek mobil, proyek mercusuar, dll, dsb, dst

Bangsa ini akan naik harga dirinya kalo utang sudah lunas, kelaparan tidak ada lagi, tidak ada pengamen dan pengemis, tidak ada lagiwanita tidak solat (WTS) , angka criminal rendah, korupsi berkurang, punyaposisi tawar terhadap kekuatan global. Maka orang Deso (alias norak) tidak mampu mengatasi kerisis karena tidak bisa menjadikan krisis sebagai paradigma dalam menyusun APBD dan APBN. Nah karenayang menyusun orang-orang norak maka asumsi dan paradigma yang dipakai adalahNegara normal atau bahkan mengikut Negara maju. Bayangkan ada daerah yang menganggarkan Sepak Bola 17 Milyar sementara anggaran kesranya 100 juta,wiiieh!

Akhirnya penyakit norak ini menjadi wabah yang sangat mengerikan dari atas sampai bawah:
-Orang bisa antri raskin sambil pegang hp
-Pelajar bisa nunggak SPP sambil merokok
-Orang tua lupa siapkan SPP, karena terpakai untk beli tv dan kulkas
-Orang kampung mabok patungan Orang bule mabuk kelebihan uang
-Lagi mabok muntah keluar kangkung, genjer toge
-Pengemis bisa pake walkman sambil goyang kepala
-Para Pengungsi bisa berjoged dalam tendanya
-Orang mo beli Gelar akademis di ruko-ruko tanpa kuliah
-Ijzah S3 luar negeri bisa di beli sebuah rumah petakan gang sempit di cibubur
-Kelihatannya orang sibuk ternyata masih intensive keluar masuk Mc Donald
-Kelihatannnya orang penting, ternyata sangat tahu detail dunia persepakbolaan. Jadi masih sempat ngurusin kulit bulat diisi angin
-Kelihatan seperti aktivis tapi habis waktu untuk mencetin hp
-62 tahun merdeka, lomba-lombanya masih makan kerupuk saja
-Agar rakyat tidak kelaparan maka para pejabatnya dansa dansi di acara tembang kenangan.
-Agar kampanye menang harus berani sewa bokong-bokong bahenol ngebor
-Agar masyarakat cerdas maka sajikan lagu goyang dombret dan wakuncar
-Agar bisa disebut terbuka maka harus bisa buka-bukaan
-Agar kelihatan inklusif maka harus bisa menggandeng siapa saja, kalo perlu jin tomang bisa digandeng

Yang lebih mengerikan adalah supaya kita tidak terlihat kere, maka harus bisa tampil keren. Makin kiamatlah kalo si kere tidak tahu dirinya kere. (*)

Tulisan ini dibuat oleh: Abdulllah Muadz

Mau Surga? Berbuat Baiklah Kepada Ibu-Bapak

Banyak muamalah yang akan dibalas dengan syurga-Nya. Diantara muamalah
yang banyak itu adalah berbuat baik kepada kedua ibu-bapak. Banyak
sinyalemen atau ayat-ayat Al-Qur'an yang menerangkan tentang itu.
Bahkan dalam beberapa ayat-Nya, Allah SWT memerintahkan kepada kita
untuk berbuat baik kepada kedua orang tua. Allah SWT berfirman yang
artinya,

"Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan- Nya dengan sesuatu
pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak." (QS. an-Nisa
(4): 36)

Dan di lain ayatnya, Allah SWT berfirman yang artinya, "Dan Tuhanmu
telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. "
(QS. al-Isra (17): 23)

Diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra., "Seorang laki-laki datang kepada
Rasulullah SAW, lalu bertanya, "Ya Rasulullah! Siapakah manusia yang
paling berhak aku pergauli dengan baik? "Rasulullah SAW menjawab,
"Ibumu". Dia bertanya lagi, "Kemudian siapa?" Rasulullah SAW menjawab,
"Ibumu" Dia bertanya lagi, "Kemudian siapa?" Rasulullah SAW menjawab,
"Ibumu". Dia bertanya lagi, "Kemudian siapa?" Rasulullah SAW menjawab,
"Bapakmu". (HR. Bukhori dan Muslim)

Dan dari Abdullah bin Umar ra., dia berkata, Rasulullah SAW pernah
bersabda, "Keridhaan Allah terletak kepada keridhaan orang tua, dan
kemurkaan-Nya terletak pada kemurkaan orang tua." Dan dia juga
bercerita bahwa ada seseorang yang datang kepada Nabi SAW dan berkata,
"Wahai Rasulullah, sungguh aku ingin berjihad!" Rasulullah SAW
bertanya, "Apakah kedua orang tuamu masih hidup?" "Ya, masih," jawab
orang itu. Rasulullah SAW berkata lagi, "Maka berjihadlah untuk
keduanya." (HR Bukhori dan Muslim)

Wujud dari berbuat baik kepada kedua ibu-bapak kita bisa berupa
pemenuhan apa yang di butuhkan oleh keduanya, menghindarkan keduanya
dari segala bahaya, memelihara dan merawatnya dengan penuh kesabaran
dan kelembutan, tidak berlaku kasar kepada keduanya, dan tidak menolak
permintaan keduanya. Mohonkanlah ampunannya bagi keduanya setiap
selesai shalat, jangan membebani dengan hal-hal yang melelahkan,
jangan meninggikan suara diatas suara keduanya, dan jangan pula
membantah keduanya selama yang mereka inginkan tidak bertentangan
dengan syariat. Allah SWT berfirman yang artinya,

"Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu
yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu
mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan
ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya
kepada-Kulah kembalimu, maka Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu
kerjakan." (QS. Luqman (31): 15)

Diantara berbuat baik kepada kedua ibu-bapak lainnya adalah menyambung
tali silaturahmi pada orang yang menyambung silaturahmi dengan kedua
orang ibu-bapak, menjauhi orang yang menjauhi keduanya, marah untuk
keduanya seperti marah untuk diri kita sendiri. Dan jika muncul
kemarahan kepada keduanya, maka ingatlah akan perjuangan keduanya
membesarkan, mendidik, membimbing, membanting tulang untuk kepentingan
kita, Allah telah berfirman yang artinya,

"...maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah
kepada mereka perkataan yang mulia." (QS. al-Isra (17): 23)

Jika kita tidak mengasihi keduanya, maka ketahuilah bahwa kita
terlaknat dan akan mendapatkan murka dari Allah SWT. Maka bertobatlah
kepada Allah SWT jika amarah kita sudah menurun. Dan janganlah kita
melakukan perjalanan bukan untuk suatu hal yang wajib kecuali atas
perintah keduanya. Jangan pula berangkat perang kecuali atas izin
keduanya. Jangan menyakiti keduanya. Dan sekali-kali jangan memisahkan
orang tua dari anaknya, sebagaimana dalam satu riwayat disebutkan,
"Allah melaknat orang yang memisahkan orang tua dan anaknya." Jika
punya banyak makanan dan minuman, hendaklah engkau mengutamakan yang
baik-baik untuk keduanya.

Dan balasan dari itu semua adalah, surga? Ya, demi Allah, balasannya
adalah surga... Jadi, barangsiapa yang berbuat baik kepada kedua orang
tuanya akan dimasukkan ke dalam jannah (surga) oleh Allah SWT.
Mudah-mudahan, kita salah satu diantaranya.

Wallahu A'lam

Sumber : http://www.jkmhal. com/main. php?sec=content& cat=8&id= 7758

Imam Hasan Al Bashri dan Tetangga Nasrani

Imam Hasan Al Bashri adalah seorang ulama tabi'in terkemuka di kota Basrah, Irak. Beliau dikenal sebagai ulama yang berjiwa besar dan mengamalkan apa yang beliau ajarkan. Beliau juga dekat dengan rakyat kecil dan dicintai oleh rakyat kecil.

Imam Hasan Al Bashri memiliki seorang tetangga nasrani. Tetangganya ini memiliki kamar kecil untuk kencing di loteng di atas rumahnya. Atap rumah keduanya bersambung menjadi satu. Air kencing dari kamar kecil tetangganya itu merembes dan menetes ke dalam kamar Imam Hasan Al Bashri. Namun beliau sabar dan tidak mempermasalahkan hal itu sama sekali. Beliau menyuruh istrinya meletakkan wadah untuk menadahi tetesan air kencing itu agar tidak mengalir ke mana-mana.

Selama dua puluh tahun hal itu berlangsung dan Imam Hasan Al Bashri tidak membicarakan atau memberitahukan hal itu kepada tetangganya sama sekali. Dia ingin benar-benar mengamalkan sabda Rasulullah SAW. "Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka muliakanlah tetangganya. "

Suatu hari Imam Hasan Al Bashri sakit. Tetangganya yang nasrani itu datang ke rumahnya menjenguk. Ia merasa aneh melihat ada air menetes dari atas di dalam kamar sang Imam. Ia melihat dengan seksama tetesan air yang terkumpul dalam wadah. Ternyata air kencing. Tetangganya itu langsung mengerti bahwa air kencing itu merembes dari kamar kecilnya yang ia buat di atas loteng rumahnya. Dan yang membuatnya bertambah heran kenapa Imam Hasan Al Bashri tidak bilang padanya.

"Imam, sejak kapan Engkau bersabar atas tetesan air kencing kami ini ?" tanya si Tetangga.

Imam Hasan Al Bashri diam tidak menjawab. Beliau tidak mau membuat tetangganya merasa tidak enak. Namun ...

"Imam, katakanlah dengan jujur sejak kapan Engkau bersabar atas tetesan air kencing kami ? Jika tidak kau katakan maka kami akan sangat tidak enak," desak tetangganya.

"Sejak dua puluh tahun yang lalu," jawab Imam Hasan Al Bashri dengan suara parau.

"Kenapa kau tidak memberitahuku ?"

"Nabi mengajarkan untuk memuliakan tetangga, Beliau bersabda, "Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka muliakanlah tetangganya !"

Seketika itu si Tetangga langsung mengucapkan dua kalimat syahadat. Ia dan seluruh keluarganya masuk Islam.

Salah satu kisah dari buku Di Atas Sajadah Cinta, Habiburrahman El Shirazy, Republika-Basmala- MD, Mei 2007.

------------ --------- --------- --------- --------- --------- -

Kunci Zuhud

Aku tahu , rizkiku tak mungkin diambil orang lain
Karenanya, hatiku tenang

Aku tahu,amal-amalku tak mungkin dilakukan orang lain
Maka aku sibukkan diriku untuk beramal

Aku tahu, Allah selalu melihatku
Karenanya, aku malu bila Allah mendapatiku melakukan maksiat

Aku tahu, kematian menantiku
Maka aku persiapkan bekal untuk berjumpa dengan Rabbku.
(Hasan Al Bashri)

Sumber : utami@metrindo.co.id

Kesedihan itu Indah

Hidup adalah sebuah anugrah terindah di atas dunia. Disebabkan karena hidup maka ada kehidupan, pun bermula dari kehidupan maka kematian adalah suatu yang niscaya. Namun demikian kematian bukanlah sesuatu yang dapat merenggut arti sebuah geliat kehidupan. Kematian sendiri adalah sebuah keindahan manakala kita dapat memaknainya sebagai anugrah. Karena setiap yang berjiwa takkan pernah bisa lari dari kematian. Allah berfirman, "Walan yuakh khirallahu idza jaa a ajaluha" yang artinya "dan Allah tidak akan menangguhkan kematian seseorang apabila telah tiba ajalnya" (Qs Al-Munafiqun: 11).
Adalah lumrah, wajar, jika kita menangis tiap kali menghadapi sebuah kematian, apalagi jika yang terjadi adalah kematian orang-2orang yang kita cinta seperti, ayah, ibu, suami dan anak. Tapi kematian orang-orang tercinta dapat menjadi sebuah pencerahan manakala dimaknai dengan sebuah keimanan, iman terhadap Qodarullah. Takdir yang sudah Allah tuliskan buat setiap jiwa saat dilahirkan. Terlebih bila mereka meninggal dalam keadaan khusnul khotimah.
Dalam 38 tahun perjalanan hidupku, aku menghadapi semua kematian orang-orang kucintai. Tahun 1993 aku kehilangan ayahku, tahun 2003 ibuku wafat. Sejak itu aku hidup bersama 7 orang adiku. Kehidupan kami tidak lah sulit meski juga tidak mudah. Apalagi kami hidup dijakarta, bahu membahu kami berusaha lalui kehidupan dengan segala konsekwensi dan kompleksitasnya.
Seiring waktu berlalu, aku menikah 18 April 2004 dengan seorang laki-laki yang baik yang Allah takdirkan jadi suamiku. Dia laki-laki terbaik yang Allah berikan untukku. Cintanya membuat hidupku jadi lebih banyak berarti. Dia memberiku nafas kedua dalam banyak hal, memberi dorongan dan semangat dalam banyak hal, termasuk menulis sebagai hobbyku dan sebagai akupunturis yang kini kutekuni sbg pekerjaanku. Terlebih dari itu dia adalah guru terbaik buatku dalam memahami Islam sebagai jalan kehidupanku. Dimataku dia luar biasa di balik segala kekurangannya, di balik ringkih tubuhnya dan penyakit yang menderanya. Hidupku penuh kebahagiaan bersamanya, sampai maut memisahkan kami. Dia meninggal pada 18januari 2008 karena penyakit bocor jantung yang dideritanya sejak lahir.
Sejak itu aku merasa kesendirian yang menghempaskanku pada ketakberdayaan, kalaulah tidak karena kuingat ayat-ayat cinta dalam Al-Qur'an, maka aku akan kian terpuruk dalam duka. Perlahan aku coba maknai kematian suamiku sebagai sebuah kesembuhan buatnya dari penyakit yang dideritanya, dan harusnya aku bahagia karena dia lepas dari deritanya.
Aku belajar melalui hidup sendirian. Kusibukan diri dengan klinik ku yang dibangun oleh almarhum suamiku untukku, klinik itu diberinya nama Harmony Rumah Sehat Holistic. Setiap hari aku berkutat dengan pasien-pasienku hingga waktu berlalu dengan tak terasa.
Melihat kesendirianku apalagi jauh dari keluargaku, aku tinggal di kota kecil di solo sementara adik-adikku di jakarta, keluarga dan saudara juga sahabat-sahabatku ikut prihatin. Hingga mereka berusaha mengenalkanku dengan seseorang untuk jadi pendamping hidupku. Setelah melalui proses perkenalan, aku menikah ke 2 kalinya dengan laki-laki yang usianya 14 tahun lebih tua dariku. Mulanya kuharap pernikahanku akan semanis pernikahanku pertama. Tapi ternyata jauh panggang dari api.
Aku dan bahkan sahabat yang menjodohkanku dengannya tidak pernah menyangka kalau suamiku punya kebiasaan bercinta dengan perempuan lain, sampai akhirnya aku memergokinya bercinta dengan seseorang di sebuah hotel. Belum lagi suamiku ke 2 ternyata di balik kelembutan dan kata-kata manisnya berlaku sangat kasar padaku, aku kerap dipukulnya, hanya karena masalah sepele, seperti meletakkan handphone tidak pada tempatnya. Terakhir puncak kesabaranku habis, ketika dia menendangku dan aku terjerembab di kaki tempat tidur, meyebabkan aku pendarahan hebat, padahal saat itu sedang hamil 2 bulan, aku nyaris keguguran. Karena peristiwa itu, aku menggugat cerai, tapi dia semakin marah dan kalap. kuputuskan sementara meninggalkan Solo dan tinggal dengan ibu mertua dari almarhum suamiku pertama yang mengasihiku seperti anak kandungnya. Beliau tinggal di salah satu kecamatan di kabupaten cilacap.
Selama dalam masa hijrahku kerumah mertuaku, adikku memproses perceraianku dengan suamiku. Mulanya dia menolak menceraikanku, tapi adik-adiku terus menekannya. Kalau akhirnya dia menceraikanku, dia memberi syarat tidak akan bertanggung jawab secara financial atas janin dalam rahimku. Buatku hal itu bukan sebuah masalah besar, aku masih bisa menafkahi diriku dan janinku. Akhirnya kami resmi bercerai pada 8 februari 2008.
Kembali aku menjalani kehidupan sebagai seorang janda, bedanya kini ada janin dalam rahimku, yang harus kujaga dan kurawat dalam keadaan hatiku yang tidak stabil. Meski aku membenci ayah dari janinku, tapi aku mencintai janinku. Kulalui hari-hari dengan sering mengajak janinku bercakap-cakap, membacakan alqur'an bersamanya, menyanyi untuknya dan banyak hal lain yang membuatku bisa melupakan kesedihan dan luka hatiku.
Bulan demi bulan berlalu. Pada tanggal 7Mei aku merasakan kontraksi pada rahimku, kutunggu sampai bukaan menjadi purna, tapu sampai sepekan kemudian, bukaan tanda persalinan belum juga bertambah, dokter bulang baru bukaan 2. Karena kondisiku yang lemah setelah 1pekan berlalu, pada 15 mei 2008 pk 20.00, dokter kandungan memutuskan aku harus menjalani operasi cesar. Dalam kesadaranli yang perlahan menurun karena pengaruh anestesi, aku mendengar tangis anaku, laki-laki, sangat keras. Mataku basah, hatiku basah, dalam hati kukatakan padanya "selamat datang didunia anakku sayang, ummi mencintaimu. " Aku baru meraih kesadaranku pk 23.30, ketika dokter mengatakan ternyata anakku mengalami Hipoglikemi, kadar gula darahnya cuma 5mg/dl dari normal 80mg/dl. Dalam usia 3 jam anakku harus diinfus glucosa.
Kehadiran putraku membuat hidupku lebih bercahaya, lelahku setelah berkutat dengan pasien sirna, saat memandang senyumnya, cahaya matanya, belum lagi kelucuan tingkahnya. Anaku tumbuh menjadi anaklaki-laki yang tidak cengeng, tidak rewel, sangat mudah mengurusnya, inilah sisi kemudahan yang Allah beri buatku sebagai orang tua tunggal untuknya.
Tak terasa usianya 8 bulan sudah. dia mulai duduk, merangkak, dan belajar berjalan dengan baby walker. Celotehnya mulai ramai menghiasi rumah dan kehidupanku. Tawanya membuat hari-hariku merona bahagia. Aku suka menggelitik perutnya dengan ciumanku dan itu membuatnya tertawa-tawa kegelian, berteriak-teriak menggemaskan. Apapun bersamanya, semua terasa indah.(hari ni kututup tulisan sampai di sini karena aku harus berhenti menulis, perutku lapar )
Kebersamaan yang indah dengan putraku tercinta ternyata hanya berlangsung sekejap. Hari-hari manis bersamanya harus pupus. 21 januari 2008, mendadak anakku sakit muntaber pada pukul 16.00. Segala cara medis yang kutahu kuupayakan untuk kesembuhannya. Di bawah pengawasan seorang dokter, di sebuah RS. Pukul 4 dinihari dia mulai panas dan kejang-kejang sampai akhirnya koma di ruang ICU, hatiku perih, melihat keadaan putraku, berbagai selang tertancap ditubuh mungilnya. Mulai selang infus sampai ventilator. Kisaran oksigen ditubuhnya menurun sampai di bawah 50 dari kisaran normal harusnya 90-100. Detak jantungnya begitu cepat, terikan nafasnya memburu berpacu dengan waktu, kulit mulus tubuhnya jadi merah membiru pertanda hipoxy, kekurangan oksigen.
Aku tergugu di sampingnya, menangis. Tapi segera kusadar, anakku tidak butuh tangisku, dia lebih butuh semangat dariku. Perlahan kubisikan di telinganya, "Sayang, ummi tau kamu anak ummi yang kuat, ayo dek, kita sama-sama berjuang agar adek sembuh, kita bantu para perawat dan dokter dengan do'a kita ya nak, adek berdoa dengan cara adek, ummi juga berdo'a, semangat ya sayang...ayoo nak semangat.... ayo cinta, ayo tarik nafas panjang biar oksigenmu sampai 100, ummi tau anak ummi ini pinter, kuat dan hebat"
"Ayo sayang kita melantun dzikir, Allahumasyfii nak...adek ingat, adek pernah berjuang waktu adek baru lahir, adek bisa dengan izin Allah meraih kondisi terbaik untuk glukosamu, ayo sayang...ummi yakin ade pejuang hebat, mujahid ummi yang tangguh, ayo sayang...dalam darahmu ada darah ummi, maka kamu juga harus kuat ya nak...karena ummi juga berusaha jadi ibu yang tangguh buatmu..ayo sayang terus..terus. .terus hirup oksugen sebanyak-banyaknya nak biar adek sehat bisa bercanda lagi sama ummi."
Menit demi menit berlalu, aku tak meninggalkkannya sedetikpun kecuali untuk sholat dan sekedar mengisi perutku dengan makanan karena aku butuh tenaga dan fisik yang sehat buat menjaga putraku. Pun makan kulakukan di sisinya.
Dengan sepenuh cintaku padanya aku berharap dalam do'aku agar Allah memberikan yang terbaik untuk kami. Aku masih terus membisikkan semangat cinta, dzikir cinta, kata-kata cinta untuknya, ketika perlahan dan perlahan oksigennya mencapai angka 90-100. Perawat bilang ini keajaiban. Dan Subhanallaha. ..pukul 21.00, 22 Januari 2208, anakku sadar, dia menolehkan kepalanya dan tersenyum padaku..."alhamduli llah anak ummi sudah bangun, jazakallah ya nak, adek sudah berjuang untuk bisa senyum lagi untuk ummi."
Kucium dan kubelai sayang putraku, dia tersenyum kian lebar dan berkata lirih, "mi...."
"Ya sayang, ummi di sini, adek istirahat ya nak, bobo lagi kalo ade ngantuk, ummi di sini menjagamu sayang...."
Kulantun dzikir dan doa sambil membelainya dengan cinta, dia tertidur sambil tersenyum. Tanpa kusadari, karena lelah, aku pun tertidur sambil duduk disisinya dan kepalaku rebah di sisi wajahnya.
Tiba-tiba kurasakan jilbabku ditarik-tarik, aku terbangun, ternyata anakku menarik-narik jilbabku dan tersenyum.
"Apa sayang? Maaf ummi tertidur, adek mau ngobrol lagi sama ummi?"
Anakku tersenyum manis, sangat manis...tapi tiba-tiba dia kejang...aku panik, dilayar monitor kubaca oksigennya drop..ya Allah...apa yang terjadi...? Baru saja dia sadar dan sekarang kembali kejang, aku panik dan berteriak... ' susteeeerrrrrrr. ..tooloong. ..!!!."
Dalam sekejap perawat dan dokter berlarian menghampiri anakku. Mereka mengupayakan agar oksigennya kembali normal. Darahnya diambil lagi...ya Allah, air mataku menderas sambil terus berucap, "sayang..ayo nak..berjuang lagi, ayo dek, kamu pasti bisa, sayang...ummi mencintaimu nak, jangan menyerah nak..ayo sayang terus berjuang..."
Doa dan dzikir tak putus dari bibir dan hatiku. detik demi detik berlalu dalam kecemasan, sementara dokter dan para perawat terus berusaha menolong anakku.
Saat kularut dalam dzikir dan menyemangati anakku, dokter berkata, "bu, sudah ya diikhlaskan, putranya sudah pergi dengan tenang."
Mataku terbelalak menatap anakku, serasa tak percaya pada perkataan dokter, kocoba meyakinkan diriku... ya Allah akhirnya Kau ambil juga dia dariku. Innalillahi wa inna ilaihi rojiun...
Tubuhku lemas, lunglai, aku semaput di pelukan adikku yang datang menemani saat anakku kritis menjelang ajalnya 30 menit yang lalu. Kulihat waktu menunjukkan pk 21.30, 22 Januari 2008.
Dalam beberapa saat aku menangis, dia satu-satunya anakku akhirnyaharus pergi juga. Aku coba meraih kekuatan dengan memeluk jasadnya. Aku mencoba menguatkan diri dengan menciumi tubuhnya dan subhanallah. ..kucium harum tubuhnya, sangat harum sekali...bahkan 3 orang adik yang menemaniku mencium harum yang sama, harum khas yang hanya bisa ditimbulkan karena kesyahidan.
Perlahan tapi cukup bisa didengar beberapa sahabat yang saat itu langsung datang mendengar anakku meninggal, salah seorang adikku berkata, "Rosuullohbersabda, "man mata fil bathni fahuwa syahidun, dan orang yang meninggal karena sakit perut dia syahid" dan aku bersaksi saat ini aku mencium harum tubuh syahidnya keponakanku karena diare yang dideritanya. "
Dalam kesedihan aku mengaminkan ucapannya. Diare memang pemicu yang menyebabkan glucosanya drop sampai 13mg/dl dan oksigennya turun drastis. Kekuatanku kembali, meski masih menangis aku sanggup menggendong jasad anakku sampai pulang ke rumah bahkan ketika keesokan paginya aku sanggup memangku jasad anakku ketika dimandikan.
Setelah pemakaman lewat 2 hari, rumahku kembali sepi, sanak saudaraku kembali ke rumah mereka masing-masing. Aku larut dalam dukaku tiap kali memandang foto anakku, aku menangis dan menangis, sampai adikku berinisiatif menyimpan sementara semua foto, mainan, benda-benda dan pakaian anakku di rumah salah seorang saudaraku.
Aku mencoba mengatasi duka dengan menenggelamkan diri di perpustakaan pribadiku. Larut dalam buku-buku bacaan. Kucoba mencari hikmah dari kematian anakku. Lembar demi lembar halaman, buku demi buku kubaca hingga sering aku tertidur bertumpukan buku-buku yang kubaca.
Dua pekan berlalu, aku terus mencari dan mencari hikmah agar dapat melebur dukaku menjadi selarik bahagia, untuk menepis tangisku agas menjelma seulas senyum di bibir dan hatiku. Saat mataku teramat sangat lelah akibat kupaksakan mengakomodasi bacaan, saat letih mendera tubuh setelah berhari-hari berkutat dengan buku-buku kutemui sebaris kata yang.....pllllaaass shhhhh... ..memecah dukaku, menepis tangis menjadi syukur. kalimat itu adalah "Sesungguhnya bila seorang ibu mendapatkan kematian putranya, lalu ia mengucapkan hamdalah dan istirja, maka Allah akan membangunkan Baitul-Hamd baginyadi surga" (HR: Tirmidzi dan Ahmad)
Subhanallah. ..masya allah...betapa Allah sayang padaku. Aku belum lagi berbuat kebaikan yang banyak, tapi Allah menganugrahkan padaku janji yang pasti, SURGA...siapa yang tak hendak menuju dan mendiaminya?
Aku bangkit dari dukaku, kuhapus airmataku dan kutekadkan buat menghadapi hari-hari ke depan yang kutahu masih teramat panjang. Allah telah mengambil putraku, tapi digantikan dengan surga untukku. Ya Rahman...betapa maha kasih Engkau...telah kau siapkan surga untukku, dan telah kau siapkan putraku untuk menjemputku di pintu surgamu...maka adalah tugasku membuka pintu surgamu dengan perbuatan baik yang akan memberiku kemudahan-kemudahan untuk menujunya.
Aku mulai menata hari-hariku, hidupku, mengoperasionalkan lagi klinik yang kututup selama 2 pekan. Meski kadang masih luruh air mata karena rinduku pada anakku, tapi airmata justru jadi pelecut asa dalam tangis rinduku.
Satu pekan sudah aku berkutat lagi dengan klinik dan aneka pasien yang datang padaku. Lagi dan lagi Allah tak pernah biarkan diriku untuk diam tanpa "membaca." Dikirimkannya padaku pasien-pasien cilik, bayi-bayi dan anak-anak dengan beragam penyakit. Betapa mereka menderita berbilang bulan dan tahun dalam penyakit mereka. Betapa orang tua mereka mengalami mas-masa sulit dan ujian kesabaran menghadapi sakit anak-anak mereka.Betapa mereka belum lagi tahu kesudahan dari penyakit anak-anak mereka...ooo ya Rahim....betapa aku layak bersyukur, anakku tak lama dalam derita sakitnya, betapa aku harus bersyukur tak payah ujianku dalam sakit anakku, betapa aku harus sangat bersyukur dengan kesudahan yang baik dari sakitnya anakku dan betapa..ya Robb...kau beri imbalan dengan janji surgamu atas musibah yang kuhadapi.
Belum lagi aku selesai "membaca" ayat-ayat kauniyahNya, seorang ukhti datang padaku dengan tausyiahnya "Kita telah menjual diri kita kepada Allah, dihadapan kita tidak ada pilihan lain kecuali menyerahkan apa yang telah kita jual kepada yang membelinya. Dan ketika pembeli telah menerima apa yang dibelinya maka dia berhak melakukan apa saja atas apa yang dibelinya, bisa dia memelihara ataupun membunuhnya, bisa memakaikan pakaian terindah atau membuatnya telanjang. Layakkah kita marah jika seseorang membeli seekor kambing dari kita lalu dia menyembelih kambing yang dibelinya? Pantaskah kita gundah karenanya? Sesungguhnya Allah telah membeli jiwamu dari dirimu, dan engkau berusaha menyerahkan barang yang sudah dibeli dan menerima harga yang sangat pantas, dan janganlah menyerahkan barang dagangan yang ada aibnya, sedang engkau ingin menerima harga secara utuh, Dia lah yang berkuasa atas dirimu dan bukan dirimu sendiri."
Aku tersungkur dalam sujud dann tangis syukurku. Ketika annakku lahir dalam segala kesulitan yang kualami aku telah meniatkan dan melisankan "Ya Allah, alhamdulillah atas anugrah anak laki-laki dalam hidupku, saksikan ya Robb, aku menjual anakku di jalanMu, jadikan dia anak yang sholeh, tumbuh kembangkanlah dia dengan sehat, jadikan dia mujahid penegak din MU dimuka bumi, syahidkan dia diakhir hidupnya, karena kujual dia padaMU seharga surgaMu"
Aku kian disadarkan bahwa Allah tak pernah salah dalam setiap kehendaknya, Dia telah membeli jiwa anakku dengan harga yang kuminta. Fabbi ayyi a'lla i robbikuma tukadzibaaan. ..maka nikmat Robb mu yang mana yang bisa kau dustakan?Masya Allah...
Senyum kian rekah di bibirku. Pelangi kian rona di jiwaku. aku menapaki hari-hari hingga saat aku menuliskan semua ini dengan sebuah kesyukuran yang amat sangat. Duka telah mengajarkan padaku banyak hal. Duka telah menjadi sekolah buatku belajar lebih baik dengan guru yang maha baik, maha segalanya... Allah, Ar Rahman, A Rahim...Dia lah guru terbaik dalam kehidupanku.
Lihat..bukankah kesedihan itu indah, manakala kita mampu menyingkap lapis demi lapis hikmah yang tersembunyidi dalamnya. Meski demikian kita harus berjuang utnuk mendapatkan keindahan di balik setiap kesedihan. Meski kita harus berjuang untuk mengalahkan pikiran negatif dari cupet dan sempitnya akal dan nafsu kita yang seringkali membujuk kita untuk lunglai, layu, terpuruk dalam kesedihan.
Kesedihan itu indah, karena Allah Maha Indah dalam setiap kehendakNya.
(Rampung kutulis, 24 Februari 2008, pk 11.43, dengan segala persembahan cinta buat Robbku dan anakku Daffa Rifqy Rizqurrahman, "tunggu ummi di pintu jannah ya nak...")

[Mata adalah penuntun, dan hati adalah pendorong dan penuntut. Mata memiliki kenikmatan pandangan dan hati memiliki kenikmatan pencapaian. Keduanya merupakan sekutu yang mesra dalam setiap tindakan dan amal perbuatan manusia, dan tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lain]
**YATHIE**

Sumber dari eramuslim.com

22 Tanda Iman Anda Sedang Lemah

Ada beberapa tanda-tanda yang menunjukkan iman sedang
lemah. Setidaknya ada 22 tanda yang dijabarkan dalam artikel ini.
Tanda-tanda tersebut adalah:

1. Ketika Anda sedang melakukan kedurhakaan atau dosa. Hati-hatilah!
Sebab, perbuatan dosa jika dilakukan berkali-kali akan menjadi
kebiasaan. Jika sudah menjadi kebiasaan, maka segala keburukan dosa
akan
hilang dari penglihatan Anda. Akibatnya, Anda akan berani melakukan
perbuatan durhaka dan dosa secara terang-terangan.

Ketahuilah, Rasululllah saw. pernah berkata, "Setiap umatku mendapatkan
perindungan afiat kecuali orang-orang yang terang-terangan. Dan,
sesungguhnya termasuk perbuatan terang-terangan jika seseirang
melakukan
suatu perbuatan pada malam hari, kemudian dia berada pada pagi hari
padahal Allah telah menutupinya, namun dia berkata, 'Hai fulan, tadi
malam aku telah berbuat begini dan begini,' padahal sebelum itu
Rabb-nya
telah menutupi, namun kemudian dia menyibak sendiri apa yang telah
ditutupi Allah dari dirinya." (Bukhari, 10/486)

Rasulullah saw. bersabda, "Tidak ada pezina yang di saat berzina dalam
keadaan beriman. Tidak ada pencuri yang si saat mencuri dalam keadaan
beriman. Begitu pula tidak ada peminum arak di saat meminum dalam
keadaan beriman." (Bukhari, hadits nomor 2295 dan Muslim, hadits nomor
86)

2. Ketika hati Anda terasa begitu keras dan kaku. Sampai-sampai
menyaksikan orang mati terkujur kaku pun tidak bisa menasihati dan
memperlunak hati Anda. Bahkan, ketika ikut mengangkat si mayit dan
menguruknya dengan tanah. Hati-hatilah! Jangan sampai Anda masuk ke
dalam ayat ini, "Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti
batu,
bahkan lebih keras lagi." (Al-Baqarah:74)

3. Ketika Anda tidak tekun dalam beribadah. Tidak khusyuk dalam shalat.
Tidak menyimak dalam membaca Al-Qur'an. Melamun dalam doa. Semua
dilakukan sebagai rutinitas dan refleksi hafal karena kebiasaan saja.
Tidak berkonsentrasi sama sekali. Beribadah tanpa ruh. Ketahuilah!
Rasulullah saw. berkata, "Tidak akan diterima doa dari hati yang lalai
dan main-main." (Tirmidzi, hadits nomor 3479)

4. Ketika Anda terasas malas untuk melakukan ketaatan dan ibadah.
Bahkan, meremehkannya. Tidak memperhatikan shalat di awal waktu.
Mengerjakan shalat ketika injury time, waktu shalat sudah mau habis.
Menunda-nunda pergi haji padahal kesehatan, waktu, dan biaya ada.
Menunda-nunda pergi shalat Jum'at dan lebih suka barisan shalat yang
paling belakang. Waspadalah jika Anda berprinsip, datang paling
belakangan, pulang paling duluan. Ketahuilah, Rasulullah saw. bersabda,
"Masih ada saja segolongan orang yang menunda-nunda mengikuti shaff
pertama, sehingga Allah pun menunda keberadaan mereka di dalam neraka."
(Abu Daud, hadits nomor 679)

Allah swt. menyebut sifat malas seperti itu sebagai sifat orang-orang
munafik. "Dan, apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka berdiri
dengan malas."

Jadi, hati-hatilah jika Anda merasa malas melakukan ibadah-ibadah
rawatib, tidak antusias melakukan shalat malam, tidak bersegera ke
masjid ketika mendengar panggilan azan, enggan mengerjakan shalat dhuha
dan shalat nafilah lainnya, atau mengentar-entarkan utang puasa
Ramadhan.

5. Ketika hati Anda tidak merasa lapang. Dada terasa sesak, perangai
berubah, merasa sumpek dengan tingkah laku orang di sekitar Anda. Suka
memperkarakan hal-hal kecil lagi remeh-temeh. Ketahuilah, Rasulullah
saw. berkata, "Iman itu adalah kesabaran dan kelapangan hati."
(As-Silsilah Ash-Shahihah, nomor 554)

6. Ketika Anda tidak tersentuh oleh kandungan ayat-ayat Al-Qur'an.
Tidak
bergembira ayat-ayat yang berisi janji-janji Allah. Tidak takut dengan
ayat-ayat ancaman. Tidak sigap kala mendengar ayat-ayat perintah. Biasa
saja saat membaca ayat-ayat pensifatan kiamat dan neraka. Hati-hatilah,
jika Anda merasa bosan dan malas untuk mendengarkan atau membaca
Al-Qur'an. Jangan sampai Anda membuka mushhaf, tapi di saat yang sama
melalaikan isinya.

Ketahuilah, Allah swt. berfirman, "Sesungguhnya orang-orang yang
beriman
ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan
apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya),
dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal." (Al-Anfal:2)

7. Ketika Anda melalaikan Allah dalam hal berdzikir dan berdoa
kepada-Nya. Sehingga Anda merasa berdzikir adalah pekerjaan yang paling
berat. Jika mengangkat tangan untuk berdoa, secepat itu pula Anda
menangkupkan tangan dan menyudahinya. Hati-hatilah! Jika hal ini telah
menjadi karakter Anda. Sebab, Allah telah mensifati orang-orang munafik
dengan firman-Nya, "Dan, mereka tidak menyebut Allah kecuali hanya
sedikit sekali." (An-Nisa:142)

8. Ketika Anda tidak merasa marah ketika menyaksikan dengan mata kepala
sendiri pelanggaran terhadap hal-hal yang diharamkan Allah. Ghirah Anda
padam. Anggota tubuh Anda tidak tergerak untuk melakukan nahyi munkar.
Bahkan, raut muka Anda pun tidak berubah sama sekali.

Ketahuilah, Rasulullah saw. bersabda, "Apabila dosa dikerjakan di bumi,
maka orang yang menyaksikannya dan dia membencinya –dan kadang beliau
mengucapkan: mengingkarinya–, maka dia seperti orang yang tidak
menyaksikannya. Dan, siapa yang tidak menyaksikannya dan dia ridha
terhadap dosa itu dan dia pun ridha kepadanya, maka dia seperti orang
yang menyaksikannya." (Abu Daud, hadits nomor 4345).

Ingatlah, pesan Rasulullah saw. ini, "Barangsiapa di antara kalian yang
melihat kemungkaran, maka hendaklah ia mengubah kemungkaran itu dengan
tangannya. Jika tidak mampu, maka dengan lisannya. Kalau tidak sanggup,
maka dengan hatinya, dan ini adalah selemah-lemahnya iman." (Bukhari,
hadits nomor 903 dan Muslim, hadits nomor 70)

9. Ketika Anda gila hormat dan suka publikasi. Gila kedudukan, ngebet
tampil sebagai pemimpin tanpa dibarengi kemampuan dan tanggung jawab.
Suka menyuruh orang lain berdiri ketika dia datang, hanya untuk
mengenyangkan jiwa yang sakit karena begitu gandrung diagung-agungkan
orang. Narsis banget!

Allah berfirman, "Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia
(karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan
angkuh.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi
membanggakan diri." (Luqman:18)

Nabi saw. pernah mendengar ada seseorang yang berlebihan dalam memuji
orang lain. Beliau pun lalu bersabda kepada si pemuji, "Sungguh engkau
telah membinasakan dia atau memenggal punggungnya." (Bukhari, hadits
nomor 2469, dan Muslim hadits nomor 5321)

Hati-hatilah. Ingat pesan Rasulullah ini, "Sesungguhnya kamu sekalian
akan berhasrat mendapatkan kepemimpinan, dan hal itu akan menjadikan
penyesalan pada hari kiamat. Maka alangkah baiknya yang pertama dan
alangkah buruknya yang terakhir." (Bukhari, nomor 6729)

"Jika kamu sekalian menghendaki, akan kukabarkan kepadamu tentang
kepemimpinan dan apa kepemimpinan itu. Pada awalnya ia adalah cela,
keduanya ia adalah penyesalan, dan ketiganya ia adalah azab hati
kiamat,
kecuali orang yang adil." (Shahihul Jami, 1420).

Untuk orang yang tidak tahu malu seperti ini, perlu diingatkan sabda
Rasulullah saw. yang berbunyi, "Iman mempunyai tujuh puluh lebih, atau
enam puluh lebih cabang. Yang paling utama adalah ucapan 'Laa ilaaha
illallah', dan yang paling rendah adalah menghilangkan sesuatu yang
mengganggu dari jalanan. Dan malu adalah salah satu cabang dari
keimanan." (Bukhari, hadits nomor 8, dan Muslim, hadits nomor 50)

"Maukah kalian kuberitahu siapa penghuni neraka?" tanya Rasulullah saw.
Para sahabat menjawab, "Ya." Rasulullah saw. bersabda, "Yaitu setiap
orang yang kasar, angkuh, dan sombong." (Bukhari, hadits 4537, dan
Muslim, hadits nomor 5092)

10. Ketika Anda bakhil dan kikir. Ingatlah perkataan Rasulullah saw.
ini, "Sifat kikir dan iman tidak akan bersatu dalam hati seorang hamba
selama-lamanya." (Shahihul Jami', 2678)

11. Ketika Anda mengatakan sesuatu yang tidak Anda perbuat. Ingat,
Allah
swt. benci dengan perbuatan seperti itu. "Hai orang-orang yang beriman,
mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar
kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa yang tiada kamu
perbuat." (Ash-Shaff:2-3)

Apakah Anda lupa dengan definisi iman? Iman itu adalah membenarkan
dengan hati, diikrarkan dengan lisan, dan diamalkan dengan perbuatan.
Jadi, harus konsisten.

12. Ketika Anda merasa gembira dan senang jika ada saudara sesama
muslim
mengalami kesusahan. Anda merasa sedih jika ada orang yang lebih unggul
dari Anda dalam beberapa hal.

Ingatlah! Kata Rasulullah saw, "Tidak ada iri yang dibenarkan kecuali
terhadap dua orang, yaitu terhadap orang yang Allah berikan harga, ia
menghabiskannya dalam kebaikan; dan terhadap orang yang Allah berikan
ilmu, ia memutuskan dengan ilmu itu dan mengajarkannya kepada orang
lain." (Bukhari, hadits nomor 71 dan Muslim, hadits nomor 1352)

Seseorang bertanya kepada Rasulullah saw., "Orang Islam yang manakah
yang paling baik?" Rasulullah saw. menjawab, "Orang yang muslimin lain
selamat dari lisan dan tangannya." (Bukhari, hadits nomor 9 dan Muslim,
hadits nomor 57)

13. Ketika Anda menilai sesuatu dari dosa apa tidak, dan tidak mau
melihat dari sisi makruh apa tidak. Akibatnya, Anda akan enteng
melakukan hal-hal yang syubhat dan dimakruhkan agama. Hati-hatilah!
Sebab, Rasulullah saw. pernah bersabda, "Barangsiapa yang berada dalam
syubhat, berarti dia berada dalam yang haram, seperti penggembala yang
menggembalakan ternaknya di sekitar tanaman yang dilindungi yang dapat
begitu mudah untuk merumput di dalamnya." (Muslim, hadits nomor 1599)

Iman Anda pasti dalam keadaan lemah, jika Anda mengatakan, "Gak apa.
Ini
kan cuma dosa kecil. Gak seperti dia yang melakukan dosa besar.
Istighfar tiga kali juga hapus tuh dosa!" Jika sudah seperti ini, suatu
ketika Anda pasti tidak akan ragu untuk benar-benar melakukan
kemungkaran yang besar. Sebab, rem imannya sudah tidak pakem lagi.

14. Ketika Anda mencela hal yang makruf dan punya perhatian dengan
kebaikan-kebaikan kecil. Ini pesan Rasulullah saw., "Jangan sekali-kali
kamu mencela yang makruf sedikitpun, meski engkau menuangkan air di
embermu ke dalam bejana seseorang yang hendak menimba air, dan meski
engkau berbicara dengan saudarmu sedangkan wajahmu tampak berseri-seri
kepadanya." (Silsilah Shahihah, nomor 1352)

Ingatlah, surga bisa Anda dapat dengan amal yang kelihatan sepele!
Rasulullah saw. bersabda, "Barangsiapa yang menyingkirkan gangguan dari
jalan orang-orang muslim, maka ditetapkan satu kebaikan baginya, dan
barangsiapa yang diterima satu kebaikan baginya, maka ia akan masuk
surga." (Bukhari, hadits nomor 593)

15. Ketika Anda tidak mau memperhatikan urusan kaum muslimin dan tidak
mau melibatkan diri dalam urusan-urusan mereka. Bahkan, untuk berdoa
bagi keselamatan mereka pun tidak mau. Padahal seharusnya seorang
mukmin
seperti hadits Rasulullah ini, "Sesungguhnya orang mukmin dari sebagian
orang-orang yang memiliki iman adalah laksana kedudukan kepala dari
bagian badan. Orang mukmin itu akan menderita karena keadaan
orang-orang
yang mempunyai iman sebagaimana jasad yang ikut menderita karena
keadaan
di kepala." (Silsilah Shahihah, nomor 1137)

16. Ketika Anda memutuskan tali persaudaraan dengan saudara Anda.
"Tidak
selayaknya dua orang yang saling kasih mengasihi karean Allah Azza wa
Jalla atau karena Islam, lalu keduanya dipisahkan oleh permulaan dosa
yang dilakukan salah seorang di antara keduanya," begitu sabda
Rasulullah saw. (Bukhari, hadits nomor 401)

17. Ketika Anda tidak tergugah rasa tanggung jawabnya untuk beramal
demi
kepentingan Islam. Tidak mau menyebarkan dan menolong agama Allah ini.
Merasa cukup bahwa urusan dakwah itu adalah kewajiban para ulama.
Padahal, Allah swt. berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, jadilah
kalian penolong-penolong (agama) Allah." (Ash-Shaff:14)

18. Ketika Anda merasa resah dan takut tertimpa musibah; atau mendapat
problem yang berat. Lalu Anda tidak bisa bersikap sabar dan berhati
tegar. Anda kalut. Tubuh Anda gemetar. Wajah pucat. Ada rasa ingin lari
dari kenyataan. Ketahuilah, iman Anda sedang diuji Allah. "Apakah
manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: Kami
telah
beriman, sedang mereka belum diuji." (Al-Ankabut:2)

Seharusnya seorang mukmin itu pribadi yang ajaib. Jiwanya stabil.
"Alangkah menakjubkannya kondisi orang yang beriman. Karena seluruh
perkaranya adalah baik. Dan hal itu hanya terjadi bagi orang yang
beriman, yaitu jika ia mendapatkan kesenangan maka ia bersyukur dan itu
menjadi kebaikan baginya; dan jika ia tertimpa kesulitan dia pun
bersabar, maka hal itu menjadi kebaikan baginya." (Muslim)

19. Ketika Anda senang berbantah-bantahan dan berdebat. Padahal,
perbuatan itu bisa membuat hati Anda keras dan kaku. "Tidaklah
segolongan orang menjadi tersesat sesudah ada petunjuk yang mereka
berada pada petunjuk itu, kecuali jika mereka suka berbantah-bantahan."
(Shahihul Jami', nomor 5633)

20. Ketika Anda bergantung pada keduniaan, menyibukkan diri dengan
urusan dunia, dan merasa tenang dengan dunia. Orientasi Anda tidak lagi
kepada kampung akhirat, tapi pada tahta, harta, dan wanita. Ingatlah,
"Dunia itu penjara bagi orang yang beriman, dan dunia adalah surga bagi
orang kafir." (Muslim)

21. Ketika Anda senang mengucapkan dan menggunakan bahasa yang
digunakan
orang-orang yang tidak mencirikan keimanan ada dalam hatinya. Sehingga,
tidak ada kutipan nash atau ucapan bermakna semisal itu dalam ucapan
Anda.

Bukankah Allah swt. telah berfirman, "Dan katakanlah kepada
hamba-hamba-Ku: 'Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik
(benar). Sesungguhnya setan itu menimbulkan perselisihan di antara
mereka. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia'."
(Al-Israa':53)

Seperti inilah seharusnya sikap seorang yang beriman. "Dan apabila
mereka mendengar perkataan yang tidak bermanfaat, mereka berpaling
daripadanya dan mereka berkata: 'Bagi kami amal-amal kami dan bagimu
amal-amalmu, kesejahteraan atas dirimu, kami tidak ingin bergaul dengan
orang-orang jahil.'" (Al-Qashash:55)

Nabi saw. bersabda, "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir,
hendaklah berkata yang baik atau diam." (Bukhari dan Muslim)

22. Ketika Anda berlebih-lebihan dalam masalah makan-minum, berpakaian,
bertempat tinggal, dan berkendaraan. Gandrung pada kemewahan yang tidak
perlu. Sementara, begitu banyak orang di sekeliling Anda sangat
membutuhkan sedikit harta untuk menyambung hidup.

Ingat, Allah swt. telah mengingatkan hal ini, "Hai anak Adam, pakailah
pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah,
dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berlebih-lebihan." (Al-A'raf:31). Bahkan, Allah swt.
menyebut orang-orang yang berlebihan sebagai saudaranya setan. Karena
itu Allah memerintahkan kita untuk, "Dan berikanlah kepada
keluarga-keluarga yang terdekat akan haknya, kepada orang miskin dan
orang yang dalam perjalanan, dan janganlah kamu menghambur-hamburkan
(hartamu) secara boros." (Al-Isra':26)

Rasulullah saw. bersabda, "Jauhilah hidup mewah, karena hamba-hamba
Allah itu bukanlah orang-orang yang hidup mewah." (Al-Silsilah
Al-Shahihah, nomor 353).

Diambil dari : http//dakwatuna.com

Merubah Drive Map

Gimana ya cara merubah nama drive cd-rom yang tadinya di D menjadi F ?

PArtisi HD sekarang :
C:-NTFS
D:CD_ROM
E:-FAT32
F:-FAT32

yang diinginkan:
C:-NTFS
D:-FAT32
E:-FAT32
F:CD_ROM

Solusinya :
masuk Control Panel,
buka computer management,
pilih disk management,
coba setting drive letter, dan tinggal ubah aja, sesuai keinginan,
satu2 dulu, biar di setting-nya gampang