..:: Catatan Sang Hina dalam mencari Sang Khalik ::..: Juli 2008

Administrator

Foto saya
Semarang, Jawa Tengah, Indonesia
Assalamualaikum Saya hanyalah, bagian dari kesempurnaan sistem penciptaan alam oleh Allah SWT, saya berusaha untuk tidak lupa bersyukur atas Rahmat dan KaruniaNya. Mari kita berusaha untuk menjaga kedamaian sistem kehidupan di dunia ini agar kelak dikemudian hari, tanggung jawab kitalah yang dipertaruhkan. Waalaikumsalam.

Kamis, Juli 31, 2008

Khutbah Nabi Muhammad SAW di Haji Wada', lengkap

Ketika Rasulullah mengerjakan ibadah haji yang terakhir, maka pada 9 Zulhijjah tahun 10 hijriyah di Lembah Uranah, Bukit Arafah, baginda menyampaikan khutbah terakhirnya di hadapan kaum Muslimin, berikut adalah isi dari khutbah terakhir Rasulullah itu ialah:

“Hai sekalian manusia, perhatikanlah baik-baik apa yang hendak kukatakan! Aku tidak tahu, kalau-kalau aku tidak akan bertemu lagi dengan kalian semua dalam keadaan seperti sekarang ini.”

“Hai kaum muslimin, ketahuilah bahwa darah (jiwa) dan Harta benda kalian adalah suci bagi kalian, sesuci hari dan bulan yang suci ini., hingga tiba saat kalian pergi menghadap Allah, dan kalian pasti akan menghadapNya. Pada saat itulah kalian dituntut pertanggungjawaban atas segala yang telah kalian perbuat! Ya Allah… itu telah kusampaikan.”

“Barang siapa yang menanggung beban amanat hendaklah ia menunaikan amanat itu kepada yang berhak menerimanya.”

“Semua macam riba terlarang, tetapi kalian masih berhak menerima kembali harta pokoknya (modalnya). Dengan demikian kalian tidak berlaku dzalim dan tidak pula diperlakukan dzalim! Allah telah menetapkan bahwa riba tidak boleh dilakukan lagi, dan riba Al-Abbas bin Abdul Mutthalib sudah tidak berlaku!”

“Semua tuntutan darah (pembalasan jiwa) semasa jahiliyah tidak berlaku lagi, dan tuntutan darah yang pertama kuhapuskan ialah tuntutan darah (jiwa) Ibnu Rabi’ah bin Al-Harits bin Abdul Mutthalib!”

“Hai kaum muslimin, Menukar bulan Hurum (bulan suci) dengan bulan lain adalah perbuatan menambah kekufuran, dan justru karena perbuatan itulah orang-orang kafir bertambah sesat. Mereka menghalalkan perbuatan yang diharamkan dalam bulan suci pada tahun yang satu dan mengharamkan perbuatan yang dihalalkan (dalam bulan-bulan biasa) pada tahun yang lain dengan maksud melengkapi jumlah bulan-bulan suci yang telah ditetapkan Allah”

“Hai kaum muslimin, zaman berputar semenjak Allah menciptakan langit dan bumi, bilangan bulan menurut hitungan Allah adalah dua belas bulan, empat bulan di antaranya. Adalah bulan-bulan suci, yaitu tiga bulan berturut-turut (Dzulqi’dah, Dzulhijjah, dan Muharram) dan bulan Rajab antara bulan Jumadilakhir dan Sya’ban.”

“Hai kaum muslimin, sebagaimana kalian mempunyai hak atas istri-istri kalian, merekapun mempunyai hak atas kalian. Hak kalian atas mereka adalah melarang mereka memasukkan lelaki lain yang tidak kalian sukai ke dalam rumah kalian, dan mereka wajib menjaga diri agar jangan sampai berbuat tidak senonoh. Apabila mereka berbuat demikian itu, Allah mengizinkan kalian berpisah tidur dengan mereka, dan kalian boleh memukul mereka satu kali dengan pukulan yang tidak menimbulkan cacad badan. Jika mereka telah menghentikan perbuatan seperti itu, kalian wajib memberi nafkah, sandang-pangan, kepada mereka secara baik-baik. Hendaklah kalian berlaku baik terhadap istri-istri kalian, sebab mereka itu adalah mitra yang membantu kalian dan karena mereka tidak memiliki sesuatu untuk diri mereka sendiri. Kalian telah mengambil mereka sebagai amanat Allah dan kehormatan mereka dihalalkan bagi kalian dengan nama Allah”

“Hai kaum muslimin, camkan baik-baik apa yang kukatakan. Hal itu telah aku sampaikan! Kutinggalkan bagi kalian sesuatu yang jika kalian berpegang teguh padanya. Kalian tidak akan sesat selama-lamanya, yaitu Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya! Soal itu jelas bagi kalian!”

“Hai kaum muslimin, dengarkan dan fahamilah kata-kataku. Kalian pasti mengerti bahwa setiap muslim adalah saudara bagi muslim yang lain, dan segenap kaum muslimin adalah saudara. Namun tidak seorangpun dari kalian yang dihalalkan mengambil sesuatu milik saudaranya (sesama muslim) kecuali diberikan atas dasar kerelaan hatinya. Jangan sekali-kali kalian berlaku dzalim terhadap diri kalian sendiri!”

“Ya Allah, bukankah (semuanya) itu telah kusampaikan?!!” dengan suara gemuruh membelah angkasa, kaum muslimin menyambut: “ya benar ya rasulullah!”. Beliau kemudia mohon disaksikan Allah:” Ya Allah, saksikanlah”.

(Sumber: Al Hamid Al Hisaini.1993.Riwayat Kehidupan Nabi Besar Muhammad S.A.W.yayasan Al Hamidiy.Jakarta)

Menikmati Sholat

Menikmati Sholat.
oleh Rauf Alfansuri

Assalaamualaikum Wr. Wb

Beberapa Minggu yang lalu, ketika waktu masuk sholat magrib di kampus tempatku kuliah, aku buru mengambil air untuk berwudhu. ketika akan menjalankan sholat, ternyata tidak ada yang bersedia menjadi imam pada saat itu. Dan tiba2 ada teman saya yang mendorong saya kedepan untuk menjadi Imam. lalu akhirnya saya sholat berjamaah dengan menjadi iman, setelah selesai sholat, teman saya yang tadi mendorong saya bertanya "Sholatmu koq lama banget to...", saya menjawab "Maaf ya, ....saya menikmati sholatnya"..

Mungkin saya akui seharusnya saat itu saya tahu akan kondisi makmum saya, ada yang terburu, ada yang kelaparan dan yang lainnya. Saya minta maaf.

Namun hal yang menggelitik pikiran saya adalah, ketiRata Penuhka mereka sholat apakah sebagian besar dari mereka bisa menikmati sholatnya,....ini yang menjadi akar permasalahannya.

Kenapa Nabi Muhammad SAW bersabda "Sholat adalah tiang agama", yang berarti adalah tiang agama islam yaitu dengan kita mendirikan sholat fardhu plus sholat sunahnya. Namun apakah saat ini kita bisa melihat hal ini sebagai tolak ukur tiang agama.

ketika sholat sebagian besar kita sering melakukannya dalam keadaan hanya sebagai kewajiban saja dan hanya sekedar melakukanya. namun kapankan kita bisa merasakan bahwa sholat kita adalah sebuah kebutuhan. Dan sebagian kecil orang yang merasakannya sebagai kebutuhan, namun sebagian besar hanya merasakannya ketika sedang menghadapi masalah dalam hidup mereka. Jujur inilah yang juga saya rasakan.....

Berkaitan dengan Isro' Mi'roj Nabi Muhammad SAW, turunlah pula perintah untuk sholat
Sholat adalah sarana kita untuk Mi'roj kepada Allah yang Maha Perkasa. maka marilah kira sama-sama berusaha untuk menikmati sholat agar kita senantiasa bisa mencerminkan sebagai akhlak Muslim dari Sholat.

Wassalaamualaikum Wr. Wb